Pada zaman dahulu kala, nama Gampong Geulanggang Teungoh merupakan gampongnya areal perternakan yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Bireuen. Menurut cerita tokoh-tokoh masyarakat Bireuen, nama gampong tersebut bermula dari pengembalaan binatang ternak yang sangat banyak yang dilakukan masyarakat Bireuen. Gampong tersebut menjadi
”Arena (Gelanggang)” tempat hewan-hewan ternak yang dilepaskan bebas saling beradu. Di samping itu juga ada suatu lokasi yang dahulu dikenal dengan
”Uteuen Rambong (Hutan atau Kebun Karet)” yang sering dikunjungi masyarakat Bireuen pada sore dan malam hari untuk menonton berbagai macam acara kesenian budaya rakyat Aceh yang ditampilkan dilokasi tersebut. Dicetuskanlah nama Gampong
Geulanggang Teungoh yang disebabkan berada
”ditengah” yang diapit oleh Gampong lain yang sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Geulanggang Kulam dan sebelah selatan dengan Gampong Geulanggang Gampong. Sekarang Sebelah Timur berbatas dengan Gampong Geulanggang Baro yang merupakan gampong pemekaran sejak tahun 2005 yang sebelumnya wilayahnya Dusun Baru Gampong Geulanggang Teungoh. Gampong Geulanggang Teungoh yang memiliki wilayahnya seluas 248 Ha berdiri sekitar pada tahun 1920. Gampong Geulanggang Teungoh yang terdiri dari 4 dusun, antara lain: Dusun Timur, Dusun Teungoh, Dusun Barat dan Dusun Lagang